Sepulang sekolah, Zee diajak ayahnya mampir ke tempat om Agus. Beliau adalah teman kuliah ayah Zee yang menekuni bidang pengolahan perak menjadi perhiasan. Studio kerajinan ini berada dikawasan kotagede yang memang didominasi para pengrajin perak. Di studio ini terlihat beberapa orang turis asing yang sedang asyik belajar membuat cincin perak dan gelang perak.
Zee memperlihatkan wajah lesunya pada sang ayah. Dia merasa tidak menemukan sesuatu menarik di sekitar studio dan kemudian dia memberikan tanda ke ayah agar mereka segera pulang saja. It's boring here.
Namun urusan ayah belum selesai dengan pak Agus sehingga dia mfencoba mengulur waktu.
"Sebentar lagi ya Nak, kamu tunggu dulu di sebelah sana," ungkap ayah.
Zee akhirnya duduk diam dipojokan sambil menatap para turis menikmati keseruan membentuk batangan perak. Terlihat mata ayah sesekali memantau ekspresi Zee apakah masih bisa kompromi untuk berlama-lama ditempat ini atau harus pulang. Tiba-tiba ayah menghentikan pembicaraan dengan pak Agus dan berjalan ke arah salah satu turis diruang studio itu.
"Excuse me, sorry to interrupt your work. Do you mind if my daughter who sitting over there see your activity here? I want she watch what you do while she can practice her English with you," tanya ayah pada turis perempuan yang berparas timur tengah.
"Oh sure, i dont mind. My pleasure ... ask her to come here," jawabnya dengan senyum sumringah.
Ayah lalu mendekat ke Zee, berbisik lalu Zee menggelengkan kepalanya, seperti tidak menyetujui sesuatu. Ayah hanya tersenyum dan memegang tangan Zee untuk beranjak dari kursinya. Mereka menuju ke arah turis wanita itu.
"Hi, this's my daughter", sapa ayah pada perempuan bule ini.
"Hai, I'm Shad. What is your name," tanyanya pada Zee.
"Hi, I'm Zia Atidipta. You can call me, Zia or just Zee," jawab Zee.
Mulailah obrolan sederhana antara Zee dan Shad berlangsung. Wanita yang keturunan pakistan dan bermukim di inggris ini tampak sangat santai menanyakan hal-hal sederhana tentang kehidupan Zee di sekolah, dirumah, dan kesukaannya.
*****
"Bunda..... Bunda... Bunda... I have amazing expereience tioday. Do you wonna hear what it is?," teriak Zee ketika tiba dirumah.
Aku yang sedang santai di kamar sambil mengecek desain yang perlu ditinjau segera menutup tab, lalu melihat kearah Zee, "What's going on?"
"Bun, listen. I speak with stranger."
"Stranger? You mean a foreigner? where do you meet? is a man or woman?" tanyaku.
Zee dengan antusias menceritakan pengalaman pertamanya bertemu dengan native speaker dan memperlihatkan rekaman video dia berbicara dengan Shad.
Ah, saya jadi ingat pertama kali berbicara dengan bule ketika usia belasan dibangku SMP, ketika liburan pertama kali ke Bali.
Semoga pengalaman ini menambah semangatmu ya Nak, untuk tetap belajar.
0 comments:
Post a Comment