Beri aku ruang untuk bahagia

Sifat manusia yang egosentris membuatnya selalu berbenturan dengan manusia lainnya.
Lihat saja di sekitar kita. Melihat atasan yang tidak mampu menghargai kinerja bawahannya.
Melihat majikan yang memperlakukan pembantu rumah tangganya bagaikan jongos yang siap di buang ketempat sampah.

Lihat saja disekitar kita..... 

Melihat polisi lalu lintas hanya bisa menarik nafas melihat ugalnya supir bis.
Melihat pedagang kaki lima yang terusir karena tak mampu menyewa lapak kios seharga jutaan.

Lihat saja disekitar kita.....

Seorang istri - wanita karir tak mampu lagi menghargai suaminya yang hanya supir taksi.
Seorang anak hanya mampu terdiam tak berdaya ketika ayah-ibunya menjualnya pada si hidung belang.

Lihat saja disekitar kita ..... 

Ketika para penguasa menindas rakyatnya atas nama keadilan dan kemakmuran, atau 
Para rentenir melindas ekonomi para petani yang tak mampu menjangkau tuan bankir

Tak jenuhkah, kau wahai manusia melihat semua ini? atau
Tak terpikirkah olehmu, wahai manusia untuk berhenti sejenak melakukan ini semua.

Mencoba memikirkan esensi mengapa engkau diciptakan ?
Manusia, Berhentilah sejenak. Pejamkah mata sesaat.

Hilangkan rasa ke-aku-an yang bersarang di dirimu. Memberi ruang pada mereka .... Untuk bahagia .... bersamamu.


***
Tulisan diatas itu aku buat 13 tahun lalu, saat saya masih tinggal di Jakarta.
Saya sedang mencoba membayangkan apa yang melatar-belakangi saya menulis pikiran diatas ya?
Apakah pandangan yang melintas dalam tulisan itu sering saya lihat, saya baca dan saya dengar ketika hidup di Jakarta?

Ntahlah .....

Saat tertarik dengan kalimat 'Mencoba memikirkan esensi mengapa engkau diciptakan ?'
Pikiran itu melintas kembali di tahun ini. Mungkin karena usia yang semakin bertambah, dan amalan baik belum terasa bertambah membuat pertanyaan tentang penciptaan diri kembali mencuat.

Saya sedang mengalami titik pertanyaan, "Mengapa Allah memberikan takdir ini kesaya?"
Hikmah apa yang ingin Allah ajarkan pada saya? Mengapa orang-orang memperlakukan saya seperti ini? Sikap apa yang perlu saya ubah?

Semakin kesini semakin saya tahu banyak sekali yang harus saya perbaiki. Mulai dari hubungan kepada Allah, hubungan kepada orang tua, hubungan kepada orang yang tinggal serumah, hubungan kepada tetangga, hubungan kepada kolega rasanya banyak sekali yang harus kuperbaiki.

Ya Rabb, sisa berapa lama lagi waktuku?

Beri aku ruang untuk bahagia di sisa waktuku ya Rabb.

0 comments:

Post a Comment