Penyesalan Datang di Akhir

 Kembalikan semua apa yang sudah aku berikan dulu !


Kalimat singkat itu pun dikirimkan melalui pesan whatsapp.


Bagaimana mungkin sesuatu yang sudah berproses  ingin dikembalikan pada posisi semula? 

Kita tidak hidup di masa dunia ini punya mesin waktu kan?  Jadi tidak mungkin apa yang telah diberikan dapat dikembalikan seperti semula.


Ketika pesan itu dilihatkan ke saya, saya hanya diam. Dan saya sampaikan ini adalah bentuk ekspresi kemarahan padamu. Tak perlu sinis menanggapinya, justru kamu perlu introspeksi mengapa dia menyampaikan ini kepadamu. Dan yang paling penting, responnya seperti apa.


Kemudian temanku bertanya,"So, aku harus bersikap seperti apa Tash?"

"Seperti apa? Lah saya gak tahu, masalahnya seperti apa. Bersikaplah seperti apapun yang terjadi, utamakan menjaga ukhuwah," jawabku.

Dia tampak bingung mendengarkan jawabanku, akhirnya daripada dia memilih kalimat yang makin kisruh, tanpa saya minta dia pun menceritakan awal permasalahannya.

"Jadi gini Tash, 2 bulan lalu saya dan dia ...........," kisah tentang permasalahannya pun meluncur dengan mudahnya. Kadang saat bercerita saya dimintai pendapat, kadang saya mengangguk-angguk, bahkan tak jarang saya mengenyitkan dahi mendengarkan kisah ini.


Ya Allah, ternyata awal perseteruan itu sering terjadi karena masalah komunikasi yang tidak transparan. Tak adanya kroscek dan kejelasan informasi ditambah dengan asumsi-asumsi yang dibuat sendiri tanpa konfirmasi ulang menjadi awal permasalahan temanku ini.


Komunikasi ini riskan sekali menjadi penyebab konflik. Baik itu komunikasi secara langsung apalagi mengandalkan tulisan. Dan saya melihat dikasus teman saya ini dimulai dari asumsi yang dibuat oleh mereka tanpa konfirmasi terlebih dahulu. Sehingga saat berubah menjadi sebuah tindakan yang berdampak pada retaknya komitmen awal yang dibuat, endingnya seperti kalimat pertama dalam tulisan ini.


Menurut saya, hal ini masih bisa diperbaiki. Bila kedua belah pihak sepakat duduk dengan kepala dingin dan komunikasi terbuka. Berani menerima kesalahan, mencoba memahami kondisi teman bicara dan terakhir ya saling memaafkan. Sayang aja sih rasanya relationship yang terjalin lama dengan bisnis yang mereka bangun bersama, tidak hanya materi dalam bentuk barang yang mungkin mereka perlu perhitungkan, tapi tenang dan waktu yang mereka habiskan akan terbuang sia-sia untuk ego yang masih bisa dikomunikasikan.


Belum ada kata terlambat, sebelum penyesalan datang diakhir nanti.


0 comments:

Post a Comment