Anak bandel, Disiplinkan saja !

Anak bermasalah itu normal gak sih?
Apa ya penyebabnya?
Setidaknya ada dua hal yang dapat memicu anak terlihat bermasalah; kurang perhatian dari orang terdekatnya atau justru overdosis perhatian dari orang terdekatnya. Loh kok bisa diberi perhatian, malah menimbulkan masalah?

Yupe... sunnatullahnya begitu. Jika sesuatu itu dilakukan "terlalu" akan menimbulkan ketidakseimbangan. Benar gak? 

Jadi anak 'bermasalah' ini dimulai dari cara mendidik anak. Terlalu membebaskan anak tanpa batasan bisa saja menjadikan anak menjadi lebih sulit diatur kemudian hari. Sebaliknya, mengekang anak dengan alasan ingin memberikan perlindungan maksimal kepada anak, dapat juga menyebabkan anak menjadi tidak mandiri, mudah putus asa atau malah suatu saat menjadi pembangkang.


Bagaimana kalau begitu mendidik anak? Keras atau lembut? Tegas atas lembek?

Menurut abah Ihsan Baihaqi dalam buku "7 Kiat orang tua Shalih", disampaikan bahwa 
Lembut pada anak itu wajib, tapi bukan lembek.

Ini senada dengan 'Tegas pada anak itu wajib, tapi bukan keras.'


Abah Ihsan menjelaskan ketegasan itu sebagai bentuk implementasi orang tua memiliki otoritas dalam mengendalikan anak agar mereka dapat menguasai perlaku anak. Seandainya anak mendapat pengaruh dari eksternal sehingga perilaku bergeser ke arah kiri atau kanan, maka orang tua masih mampu mengembalikan anak ke pendidikan yang sedang ditanamkan.


Abah Ihsan menyampaikan bahwa otoritas orang tua pada anaknya sebenarnya "given" sejak anak itu dilahirkan, namun karena jika orangtua itu tidak bersikap tegas, sering berbohong dan ingkar janji, bahkan inkonsisten pada anak, maka orang tersebut dapat kehilangan otoritasnya atau kepercayaan dari anak.

Namun, sebaliknya jika otoritas orangtua sudah diperoleh jangan sampai menjadi otoriter dan sewenang-wenang pada anak ya. Pendidikan disiplin anak tidak sama dengan otoriter pada anak.

Abah Ihsan mengingatkan bahwa disiplin tidak berarti anak dibuatkan jadwal aktivitas dari bangun tidur sampai tidur lagi, mengatur uang saku anak, memberikan punishment pada perbuatan akan tanpa melihat usia dan kempuan anak ? Sangat tipis ya displin dengan pengekangan.


Coba cek siapa nih yang suka mengucapkan kalimat ini pada anak. 

"Ayo nak, bangun sekolah. Dari subuh dibangunin sampai jam segini belum bangun."

"Ayo, habis main kenapa masih berantakan? Beresin!"

"Kamu ini main hape terus, belajar sana !"


Kira-kira kita sedang menerapkan disiplin atau tidak ya?

 



0 comments:

Post a Comment