Rumahku seperti stasiun



"Boleh gak sih, kalau saya pulang sekolah disambut dengan senyuman dan pelukan?", guman si anak dalam hati.

Begitulah keluhan sebut saja namanya Mawar yang ketika pulang sekolah, dimana dia menghadapi pertengkaran disekolah dengan temannya, berharap ketika tiba dirumah, hatinya akan adem dan tenang karena mendapat limpahan kasih sayang orang tua, eh ternyata ibu atau ayahnya sedang asik berpelukan dengan gawainya. Ntah apa yang membuat mereka betah berlama-lama menatap layar bercahaya itu.

Menjadi RUMAH untuk ANAK

Tema parenting yang dibahas bunda Wening hari ini di kajian An-Nahl.
Bunda Wening berujar dari social experiment yang Beliau lakukan ternyata anak-anak yang 'bermasalah' ini menganggap rumah tempat tinggalnya bagaikan stasiun atau terminal saja. Hanya untuk transit. Tidak ada interaksi intim antar penghuninya.

Ada banyak faktor yang menyebab rumah menjadi tak ramah anak, diantaranya.

1. Tidak fokusnya orang tua ketika bertemu dengan anak. Raganya didekat anak, tapi jiwanya ntah kemana. Dan yang paling sering mengalihkan jiwa para orang tua adalah gawai alias hape.

2. Orang tua yang tak sabar mendengarkan permasalahan anak. Terkadang anak mendapatkan respon yang menghakimi, omelan, bahkan tak jarang malah adu argumen orang tua dan anak. Dari hasil social experiment didapatkan data bahwa anak tidak masalah dimarahi, tetapi kesalahan yang mereka lakukan diterima dengan lapang dada.

Permasalahan anak jaman sekarang jauh lebih kompleks dibanding mereka yang hidup 20 tahun sebelumnya.

3. Komunikasi yang buruk antara orang tua dan anak.


Faktor-faktor diatas salah satunya menjadi pemicu anak mencari solusi diluar rumah yang terkadang solusi itu justru menjerumuskan mereka ke hal-hal yang tidak diinginkan.

Untuk itu, sebagai orang tua seharunya lebih peka terhadap munculnya gejala-gejala psikis. Gejala fisik bisa saja langsung terlihat, tapi gejala psikis ini tidak langsung terlihat jelas. Gejala psikis  tidak hanya bisa diamati satu kali pengamatan saja, tapi perlu berkali-kali pengamatan.

Yuk ayah bunda, saatnya menjadikan baiti jannati, bukan rumahku adalah stasiun.

Anak adalah amanah, yang di kehidupan akhir nanti akan diminta pertanggung-jawabannya.


0 comments:

Post a Comment