Seberapa pantas dirimu

Seberapa pantaskah kau untuk kutunggu?

Cukup indahkah dirimu untuk s'lalu kunantikan?

Mampukah kau hadir dalam setiap mimpi burukku?

Mampukah kita bertahan di saat kita jauh



Kalimat diatas adalah penggalan dari lirik lagu Seberapa Pantas oleh Sheila on 7 (So7). Aku tidak berencana membahas lirik ataupun lagu So7 tapi saya tertarik dengan judul lagunya, Seberapa Pantas. Aku punya seorang mentor spritual plus karir. Beliau sudah almarhum. Salah satu kalimat yang Beliau ucapkan dan selalu ku ingat adalah "Setiap kamu memilih atau diberikan suatu peran, maka saat itu, Allah sedang mengajarkanmu memantaskan diri untuk peran tersebut."

Awalnya saya tidak begitu memahami dengan baik kata "pantas" itu. Namun seiring waktu berjalan, pengalaman hidup semakin banyak garam dan gula yang terkadang menguncang kesehatan. Kata 'pantas' ini mulai saya pahami.


Saya memahaminya seperti ini, pantas saya terjemahkan sebagai kesadaran diri mengukur segala potensi yang ada, baik dari sisi pengetahuan, keahlian, kemampuan softskill / hardskill, termasuk tingkah - laku dalam menghadapi tantangan hidup yang ada. Baik tantangan yang dapat kita perkirakan kehadirannya, ataupun tantangan yang tiba-tiba nongol didepan mata, tanpa persiapan antisipasinya.


Ternyata, kepantasan diri ini perlu continous improvement. Secara berkala melakukan evaluasi, perbaikan diri lalu kemudian masuk lagi dalam ring pertarungan tantangan. Kadang kala ringnya tidak harus diluar. Lebih sering sih ring perbaikan berada dalam ring yang sama dengan pertarungan tantangan. Ada satu hal yang saya rasakan dalam "memantaskan diri" ini adalah menjaga kewarasan selama proses memantaskan itu.



Saya pernah dihadapkan dalam situasi dimana segala paramater yang ada dalam akal sehat seharusnya membuat kejadian buruk (dalam kacamata saya) ini tidak terjadi. Namun, faktanya saya mengalami hal yang tidak pernah saya bayangkan akan menimpa saya. Apa saya pantas mengalami ini? Cukup butuh waktu lama diri melakukan penyangkalan terus menerus hingga suatu saat saya menyadari 'saya memang pantas mengalami ini'. 


Bangkit kembali?


Harus.


Dan tidak mudah.


Saya hanya berharap kepada Allah, tahap ini menjadikan saya dipaksa oleh-Nya untuk naik kepantasan.


Aamiin.



0 comments:

Post a Comment